Bali selalu punya cara untuk membuat siapa pun jatuh cinta. Pulau Dewata ini tak hanya terkenal dengan pantainya yang menawan dan budaya yang eksotis, tetapi juga menyimpan situs-situs bersejarah yang kaya makna spiritual. Salah satunya adalah Goa Gajah Bali, sebuah situs arkeologi unik yang menyatukan jejak Hindu dan Buddha dalam satu tempat.
Berjalan memasuki kompleks Goa Gajah, kamu seakan diajak mundur ke masa lalu. Ukiran-ukiran megah, arca suci, hingga suasana spiritual yang damai membuat tempat ini berbeda dari kebanyakan destinasi wisata di Bali. Tempat ini bukan hanya menarik bagi pencinta sejarah, tapi juga bagi siapa saja yang ingin merasakan sisi lain Bali di luar gemerlap pantai dan keramaian wisata modern.
Terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, berjarak kurang lebih 27 km dari Denpasar, Goa Gajah diperkirakan dibangun pada abad ke-11, di masa Kerajaan Bali Kuno. Nama “Goa Gajah” berasal dari istilah kuno “Lwa Gajah” yang merujuk pada sungai di dekat situs ini. Sejak awal, tempat ini difungsikan sebagai lokasi pertapaan para pendeta Hindu-Buddha. Inilah yang menjadikan Goa Gajah unik, karena menggambarkan akulturasi dua ajaran besar dalam satu kawasan suci.
Ketenaran Gua Gajah bermula pada tahun 1923, saat seorang pejabat Hindia Belanda, L.C. Heyting, melaporkan penemuan arca Ganesha, Trilingga, serta arca Hariti. Penemuan ini memantik perhatian besar, hingga tahun 1925 dilakukan penelitian lanjutan oleh Dr. W.F. Stutterheim. Pada dekade berikutnya, penelitian semakin intensif. Dinas Purbakala Republik Indonesia bahkan mengadakan penggalian sejak 1950-an, yang kemudian menemukan kolam petirtaan kuno dengan enam patung bidadari yang airnya dipercaya membawa energi penyucian aura.
Seiring waktu, banyak temuan lain terungkap. Pada 1931, peneliti Mr. Conrat Spies menemukan stupa bercabang tiga di kawasan Tukad Pangkung. Sedangkan penggalian di area depan gua pada awal 1950-an menemukan fondasi kuno dan pecahan pahatan wajah raksasa di pintu masuk gua. Temuan-temuan ini membuktikan bahwa Gua Gajah bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat aktivitas penting pada masanya.
Kompleks Gua Gajah terbagi menjadi dua bagian utama.
• Bagian utara merupakan area inti yang berpusat pada gua. Pintu masuknya hanya setinggi dua meter, dihiasi pahatan wajah raksasa yang menjadi ikon utama Goa Gajah dan relief khas Bali. Di dalam lorong berbentuk huruf T, terdapat ceruk-ceruk kecil yang menyimpan arca penting seperti Ganesha dan Trilingga, simbol utama dalam ajaran Siwa.
• Bagian selatan yang disebut Tukad Pangkung, menyimpan peninggalan Buddha berupa stupa bercabang tiga, relief candi tebing, dan fragmen payung bersusun 13. Temuan ini menunjukkan bahwa kawasan Gua Gajah dulunya menjadi pusat pertemuan dua ajaran besar, Hindu dan Buddha, sekaligus simbol harmoni keagamaan di Bali.
Tak jauh dari pintu masuk, terdapat pemandian kuno yang menjadi salah satu daya tarik utama. Terdiri dari tiga kolam dengan enam arca pancuran berbentuk bidadara dan bidadari, petirtaan ini dibangun berdasarkan konsep Sapta Nadi; tujuh sungai suci yang dipercaya membawa energi penyucian.
Selain nilai sejarah, Goa Gajah menawarkan atmosfer spiritual yang begitu kental. Pepohonan rindang, udara segar, serta suara gemericik air menciptakan suasana tenang dan damai. Tak jarang wisatawan datang bukan hanya untuk berfoto, tetapi juga untuk merenung atau sekadar menikmati energi positif tempat ini.
Di hari tertentu, Goa Gajah masih digunakan sebagai lokasi upacara keagamaan umat Hindu. Jika beruntung, kamu bisa menyaksikan langsung prosesi sakral ini.
Lokasi Goa Gajah ada di Desa Bedulu, Gianyar, hanya sekitar 10 menit berkendara dari pusat Ubud. Harga tiket masuk Goa Gajah cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp30.000 untuk wisatawan domestik dan Rp50.000 untuk wisatawan mancanegara. Goa Gajah buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WITA. Kamu bisa menyisihkan 1–2 jam dalam itinerary untuk menjelajahi gua, petirtaan, dan area Tukad Pangkung. Disarankan datang pagi hari untuk menghindari keramaian, atau sore menjelang tutup agar suasana lebih tenang.
Karena Goa Gajah adalah situs suci, ada beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan. Pengunjung diwajibkan mengenakan kain kamen atau sarung (biasanya sudah disediakan di pintu masuk). Hindari menyentuh atau memanjat arca dan relief karena sebagian besar sudah berusia ratusan tahun.
Liburan ke Goa Gajah dan destinasi wisata Bali lainnya akan semakin nyaman dengan pilihan akomodasi yang tepat. OYO menawarkan berbagai hotel dekat Goa Gajah Bali dengan harga ramah kantong, fasilitas lengkap, dan lokasi strategis. Kamu bisa memilih hotel bernuansa modern atau penginapan yang lebih menyatu dengan alam sesuai selera, seperti Belvilla Y Resort Near Central Ubud atau Collection O Ubud Near Central Ubud yang berada di sekitar Goa Gajah Bali. Bergeser ke pusat kota, kamu juga bisa menginap di Sunday Hotel Arshika Sunset Road atau Townhouse Oak Legian Near Legian Beach
Dengan OYO, perjalananmu di Bali jadi lebih praktis dan berkesan. Yuk, langsung cek rekomendasi hotel OYO di sekitar Goa Gajah sekarang juga, dan jangan lupa eksplor lebih banyak properti menarik lainnya di aplikasi OYO untuk wujudkan liburan impianmu di Pulau Dewata!
Musim liburan adalah momen yang ditunggu anak-anak—waktu di mana mereka bisa bermain sepuasnya, mencoba hal…
Di tengah hidup yang serba cepat dan rutinitas yang makin menekan, muncul satu tren baru…
Beberapa wilayah Indonesia—mulai dari Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Bara, baru-baru ini dilanda bencana alam…
Tidak semua perjalanan harus direncanakan berbulan-bulan sebelumnya. Ada kalanya kita butuh jeda cepat dari rutinitas…
Di tengah ritme kerja yang semakin cepat, deadline yang terus menumpuk, dan notifikasi yang tak…
Ketika mendengar kata Bali, kebanyakan orang langsung membayangkan pantai, beach club, dan kawasan wisata yang ramai. Padahal, Pulau…